Sunday, November 29, 2015

Dinasti Umayyah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW., kepemimpinan dipegang oleh sahabat nabi (khulafaurrasyidin) yaitu: Abu Bakar (11-13 H), Umar bin Khattab (13- 23 H), Utsman bin Affan (24-35 H), dan Ali bin Abi Thalib (36-41 H). Setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib maka bentuk kekhalifahan berakhir dan berganti menjadi kerajaan/ dinasti yang tidak membuat ajaran islam berubah. Kerajaan ini dipelopori oleh dinasti umayyah yang berkuasa selama kurang lebih 90 tahun (40- 132 H) yang dimana peradabannya mengalami perkembangan yang pesat. Oleh karena itu, pembahasan ini akan sedikit menguraikan perkembangan- perkembangan di masa Dinasti Umayyah.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Aspek Politik dalam Pemerintah di masa Dinasti Umayyah ?
  2. Bagaimana Perkembangan ilmu pengetahuan di masa Dinasti Umayyah ?
  3. Bagaimana Perkembangan Ekonomi di masa Dinasti Umayyah ?

C. Tujuan



  1. Mengetahui Aspek Politik dalam Pemerintah pada Dinasti Umayyah.
  2. Mengetahui Perkembangan Ilmu Pengetahuan di masa Dinasti Umayyah.
  3. Mengetahui Perkembangan ekonomi di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah.

PEMBAHASAN

A. Aspek Politik dalam Pemerintahan

Pemerintahan bani umayyah merupakan pemerintahanyang membidani lahirnya monarchie heredetis (kerajaan turun menurun) khalifah Muawiyyah lah yang pertama kali mengubah pemerintahan corak republik menjadi monarki. Hal ini berdasarkan dari perkataan Muawiyyah Sendiri, yaitu “saya sultan pertama” (I am the first king among the arab king). Muawiyah bermaksud mencontoh dari Persia dan Bizantium. Muawiyyah juga seorang administrator yang ulung dan dia yang memindahkan ibu kota dari Madinah ke Damaskus.

Menurut K.Ali, Muawiyyah membagi atas dua kelompok dewan syura yaitu Syura Khas (pusat) dan Majlis Syura Sementara yang memiliki jumlah lebih banyak terdiri dari berbagai provinsi dan kota. Pembangunan dan komunikasi yang kurang baik di berbagai provinsi dan kota, Muawiyyah berkonsultasi dengan Majlis Syura. Satu sisi ia cukup membuka ruang demokrasi dengan berkonsultasi dengan anggota dewan, majlis syura, namun di sisi lain ia juga mengampanyekan bentuk pemerintahan monarki dengan mengangkat Yazid menjadi putera mahkota. Di masa kepemimpinannya, Yazid ditandai dengan tiga keburukan dan satu kebaikan (1.cucu nabi,Husen terbunuh menyebabkan gol.syiah lahir secara aempurna dan menjadi penentang utama kekuasaannya. 2.Yazid menyerang kota madinah. 3.Tentara Yazid menyerang dan membakar ka’bah. 4.mengangkat kembali Uqbah ibn Nafi’i menjadi gubernur kedua kaliinya di Ifriqiyah/Qayrawan).

Bani Umayyah menyususn tata pemerintahan yang sama sekali baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin komplek. Selain mengangkat majelis penasihat sebagai pendamping, khalifah bani Umayyah dibantu oleh beberapa sekretaris,yakni:

  • Katib ar-Rasail, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat menyurat dengan para pembesar setempat.
  • Katib al-Kharaj, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran negara.
  • Katib al-Jundi, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan segala hal yang berkaitan dengan ketentaraan.
  • Katib asy-Syurtah, sekretaris yang bertugas sebagai pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum.
  • Katib al-Qudat, sekretaris yang menyelenggarakan tertib hukum melalui badan-badan peradilan dan hukum setempat.

Ekspansi islam di masa dinasti umayyah meliputi benua Eropa melalui Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad, di wilayah Timur hingga ke Cina, Qutaibah bin Muslim membuat jutaan hati manusia mencintai Islam, orang-orang Hindustan yang akrab dengan berhala dan keyakinan-keyakinan animismenya dibuat mengenal tauhid melalui Muhammad bin Qashim ats-Tsaqafi. Ekspansi islam meluas terutama pada pemeritahan Abd.Malik bin Marwan dan Al-Walid bin Abd.Malik. Ekspansi ini terbagi kepada dua arah yakni ke barat yang meliputi wilayah Afrika Utara, Spayol dan Prancis, dan wilayah Timur meliputi Asia Tengah dan India. Ekspansi daulah Bani Umayyah dimulai sejak zaman Muawiyah dengan ditaklukkannya Tunisia. Di sebelah timur Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai Oxus dan Afganistan sampai Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.

Abdul Malik bin Marwan melanjutkan ekspansi ke timur, pasukannya menyebrangi Oxus dan berhasil menaklukan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan ke India dan dapat mengusai Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab sampai Maltan.

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan oleh al-Walid bin Abdul Malik, pada masanya tercatat bahwa ekpedisi militer dari Afrika Utara menuju barat daya benua Eropa. Setelah ditundukkannya al-Jazair dan Marokko. Thariq bin Ziyad membuka jalan ekspansi ke Spanyol, dengan cepat ibukota Spanyol, Cordova dengan cepat dikuasai dan diteruskan ke beberapa wilayah disekitarnya meliputi Seville, Grenada, Elvira, Arkhidona, Malaga, dan Toledo.

Berikutnya di zaman Umar bin Abdul Aziz, ekspansi dilanjutkan ke Prancis melalui pegunungan Pinaree, dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah al-ghafiqi, Penyerangan ke wilayah Bordean, Poities yang kemudian terbunuh dalam menyerang Tours, sehingga pasukannya ditarik kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut umat Islam telah menaklukkan beberapa pulau yang ada di Laut Tengah (mediterania), di antaranya Majorca, Corsica, Crete, Rhodes dan sebagian Sicilia.

Dengan demikian maka meluaslah wilayah kekuasaan Islam yang meliputi Spayol,Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, dan daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah. Jika diringkas, penyebaran Islam yang dilakukan oleh Bani Umayyah mencakup empat wilayah besar. Arah Barat yang berakhir di Eropa, Andalusia, Hindustan wilayah Pakistan dan sebagian wilayah India, wilayah Cina di Timur, dan wilayah Kaukasus di Selatan Afrika.

Buah dari penaklukkan negeri-negeri ini, melahirkan tokoh-tokoh besar umat Islam dalam bidang fikih, tafsir, sastra, kedokteran, geografi, teknik, kimia dan ilmu-ilmu lainnya. Sebut saja Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi, an-Nasai, ath-Thabari, Ibnu Khaldun, adz-Dzahabi, dan lainnya, mereka semua adalah buah dari dakwah Islam Bani Umayyah.

B. Perkembangan Ekonomi

Perekonomian di masa kepemimpinan khalifah bani umayyah, kondisi baitul maal berubah. Masa ini,baitul maal dibagi menjadi dua bagian yaitu, umum dan khusus. Pendapatan baitul maal umum diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum, sedangkan pendapatan baitul maal khusus diperuntukkan bagi para sultan dan keluarganya. Diantara para khalifah bani umayyah yang termasyhur dan memberikan banyak pemikiran dibidang ekonomi adalah:

1. Muawiyah ibn Abi Sofyan
Pada masa pemerintahannya, beliau mendirikan pelayanan pos(diwanul barid) beseerta dengan berbagai fasilitasnya, menertibkan angkatan perang, mendirikan kantor pencetakan mata uang, dan mengembangkan jabatan profesional.

Selain itu, beliau juga menerapkan kebijakan pemberian gaji tetap kepada para tentara, pembentukan tentara professional, serta pengembangan birokrasi seperti fungsi pengumpulan pajak dan administrasi.

2. Abdul Malik ibn Marwan
Pemikiran yang serius terhadap penerbitan dan pengaturan uang dalam masyarakat islam muncul dimasa ini. Abdul Malik mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah- daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak mata uang itu sendiri dengan memakai kata- kata dan tulisan arab serta tetap mencantumkan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” pada tahun 74 H (659 M). Pembuatan mata uang ini didasarkan pemikiran bahwa selain memiliki nilai ekonomi juga sebagai pernyataan kedaulatan dinasti Islam.mata uang juga berfungsi sebagai sarana pengumuman keabsahan pemerintah pada waktu itu yang namamya terpatri pada mata uang tersebut.

Pada empat hijriah dunia islam mengalami krisis mata uang emas dan perak, maka dibuatlah dari tembaga atau campuran tembaga dengan perak yang diseb ut dengan fulus (mata uang tembaga tipis) dan sering disebut al-Qarathis. Setelah mata uang fulus ini digunakan maka nilai mata uang mulai dihitung. Setelah mata uang menyebar untuk mempermudah transaksi maka banyak kelompok- kelompok orang memberikan jasa.

Khalifah Abdul Malik dalam hal pajak dan zakat memberikan kebijakan dengan memberlakukan kewajiban bagi umat islam untuk membayar zakat dan bebas dari pajak lainnya. Hal ini mendorong orang nonmuslim memeluk islam,dengan itu mereka terbebas dari pajak. Kenyataan ini menimbulkan masalah bagi perekonomian negara.tapi, khalifah ini mengembalikan beberapa militer islam menjadi profesi semula, dan menetapkan kepadanya untuk membayar pajak sebagaimana kewajiban mereka (sebelum masuk islam).

Khalifah Abd. Al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan islam. Keberhasilan in diikuti oleh putrany (Walid).

3. Umar ibn Abdul Aziz
Beliau menerapkan kembali aturan islam secara utuh dan menyeluruh. Beliau menyerahkan seluruh harta kekayaannya dan keluargannya dengan tidak wajar kepada kaum muslimin melewati baitul maal. Umar juga berupaya membersihkan baitul maal dari harta yang tidak halal dan berusaha mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya, dan mengembalikan harta yang tidak sah.

Beliau mengurangi pajak kaum nasrani dan meniadakan pajak kepada kaum muslim,membasmi sistem kerja paksa,dan melarang pembelian tanah non-Muslim kepada umat islam. Kebijakan tersebut diberlakukan untuk melindungi dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sehingga tidak ada lagi yang mau menerima zakat.

Umar Ibn Abdul Aziz menerapkan kebijakan otonomi daerah. Dan setiap wilayah islam memiliki wewenang mengelola zakat dan pajak sendiri-sendiri dan tidak diharuskan menyerahkan upeti kepada pemerintah pusat. Bahkan pemerintah akan memberikan subsidi kepada wilayah islam yang minim pendapatan zakat dan pajaknya. Ia juga mengangkat Ibn Jahdam sebagai amil shadaqah yang bertugas mendistribusikan shadaqah secara merata.

C. Perkembangan Ilmu

Pada Masa Umayyah terdapat beberapa Ilmu yang berkembang yaitu:
a. Pengembangan Bahasa Arab
Para penguasa dinasti Umayyah memperkuat kepemimpinannya dengan mengembangkan bahasa Arab di seluruh wilayah kerajaan Islam. Upaya tersebut dilakukan dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha negara dan pemerintahan sehingga pembukuan dan surat-menyurat harus menggunakan bahasa Arab.
b. Ilmu Qiraat
Ilmu Qiraat adalah ilmu seni baca al-Quran. Ilmu ini merupakan ilmu syariat tertua yang mulai dikembangkan pada masa Khulafa Rasyidin. Pada dinasti ini lahir para ahli qiraat ternama salah satunya Abdullah bin Qusair dan Ashim bin Abi Nujum.
c. Ilmu Tafsir
Salah satu bukti perkembangan ilmu tafsir pasa masa ini yakni dibukukannya ilmu tafsir oleh Mujahid.
d. Ilmu Hadits
Ketika kaum Muaslimin telah berusaha memahami al-Quran mereka juga mengeluti hadits-hadits Rasulullah. Sehingga timbullah usaha untuk mengumpulkan hadits, menelidiki asal-usulnya, hingga akhirnya menjadi satu ilmu yang berdiri sendiri yang dinamakan ilmu hadits. Di antara ahli hadits yang terkenal pada masa ini yakni al-Auzi Abdurrahman bin Amru, Hasan Basri, Ibnu Abu Malikah, Asya’bi Abu Amru Amir bin Syurahbil.
e. Ilmu Fiqh
Pada awal mulanya perkembangan ilmu fiqh didasari pada dibutuhkannya adanya peraturan-peraturan sebagi pedoman dalam menyelesaikan berbagai masalah. Al-Quran dan hasits dijadikan sebagai dasar fiqh Islam. diantara ahli fiqh yang terkenah adalah Sa’ud bin Musib, Abu Bakar bin Abdurahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah.
f. Ilmu Nahwu
Dengan meluasnya wilayah Islam dan didukung dengan adanya upaya Arabisasi maka ilmu tata bahasa Arab sangat dibutuhkan. Sehingga dibukukanlah ilmu nahwu dan menjadi salah satu ilmu yang penting untuk dipelajari. Salah satu tokoh yang legendaris adalah Abu al- Aswad al-Du’ali yang berasal dari Baghdad. Salah satu jasa dari Al- Du’ail adalah menyusun gramatika Arab dengan memberikan titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula tidak ada.
g. Ilmu Goegrafi dan Tarikh
Geografi dan tarikh pada masa ini telah menjadi cabang ilmu tersendiri. Dalam melalui ilmu tarih mereka mengumpulkan kisah tentang Nabi dan para Sahabatnya yang kemudian dijadikan landasan bagi penulisan buku-buku tentang penaklukan (maghazi) dan biografi. Munculnya ilmu geografi dipicu oleh berkembangnya dakwah Islam ke daerah-derah baru yang luas dan jauh.
h. Usaha Penterjemahan
Pada masa ini dimulau usaha penterjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke dalam bahasa Arab. Ini merupakan rintisan pertama dalam penerjemahan buku yang kemudian dilanjutkan dan berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Buku-buku yang diterjemahkan pada masa ini meliputi buku-buku tentang ilmu kimia, ilmu astronomi, ilmu falak, ilmu fisika, ilmu kedokteran, dan lain-lain.

D. Seni dan Budaya

Seni dan Budaya Pada masa bani Umayah ini berkembang seni Arsitektur terutama setelah ditaklukkananya spanyol oleh Thariq bin Ziyad. Ekspresi seni ini diwujudkan pada bangunan-bangunan masjid yang didirikan pada masa ini. Arsitektur bangunannya memadukan antara budaya Islam dengan budaya sekitar. Bukti perkembangan arsitektur pada masa ini nampak seperti pada Kuba batu Masjidil al-Aqsha yang dikenal dengan Dome or The Rock (Qubah Ash-Shakhra) di Yerusalem, bangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang disempurnakan bangunannya pada masa Umar bin Abdul Aziz, menara-menara yang didirikan oleh al-Walid di Suria dan Hijaz, bangun gereja yang diperbaiki dan diubah fungsinya oleh al-Walid menjadi masjid, serta istana-istana kecil dan rumah-rumah peristirahatan pada khalifah dan anak-anaknya. Selain arsitektur juga berkembang seni rupa dan musik. Seni rupa berupa lukisan yang terlihat pada ukiran dinding bangunan. Para pelukis disebut dengan mushawwirun. Sedangkan dalam lagu dan nyanyian sebenarnya telah berkembang pada masa pra islam dengan adanya lagu kemenangan, perang, keagamaan dan cinta serta terdapat beberapa alat musik berupa tabur segi empat (duff), seruling (qashabah), suling rumput (zamr). Musisi terkenal pada masa ini salah satunya adalah Said ibn Misjah, Ibn Surayjsab Ibn Muhriz.

PENUTUP

Kesimpulan

Bani umayyah adalah dinasti islam  yang mempelopori pergantian sistem kekhalifahan menjadi monarki. Dinasti Umayyah ini bertahan kurang lebuh 90 tahun dengan 14 kali pergantian pemimpin. Di Masa Bani Umayyah ini mengalami perkembangan perluasan kekuasaan islam yang meliputi benua Eropa, Asia kecil, Afrika,jazirah arab.dan banyaknya pembangunan- pembangunan baik dalam bidang perekonomian, ilmu pengetahuan dan juga seni seperti didirikannya pelayanan pos,adanya mata uang dengan nama dinar,fulus dengan dibangunnya kantor pencetakan mata unag. Berkembangnya bahasa arab menjadi bahasa resmi diwilayah itu dan juga dalam urusan pemerintahan. Tercapainya tujuan ersebut tidak lepas dari kebijakan- kebijakan pemimpinnya dalam melindungi wilayah dan masyarakatnya.

0 komentar:

Post a Comment