Thursday, November 26, 2015

PERILAKU KONSUMEN

Teori ekonomi mikro merupakan analisis bekerjanya mekanisme pasar, pasar adalah tempat (bukan secara fisik) bertemunya atau interaksi antara permintaan dan penawaran. Dengan kata lain, pasar merupakan kumpulan dari individu-individu (konsumen) yang membutuhkan barang atau jasa. sedangkan produsen yang menyediakan barang atau jasa. Pada pihak konsumen, akan terjadi permintaan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan pada pihak produsen terjadi penawaran beserta faktor-faktor yang mendorong terjadinya penawaran. 

Dua hal yang melekat pada konsumen dalam mengkonsumsi (meminta) suatu barang atau jasa, yakni ia mempunyai pilihan (Preference) dalam meminta barang dan mempunyai keterbatasan untuk memenuhi keinginnya. Pada bahasan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang pada periode tertentu, maka perlu dilakukan dulu bahasan teori permintaan konsumsi.

A. Teori permintaan konsumen

Konsumen adalah salah satu unit pengambil keputusan ekonomi yang bertujuan untuk memaksimumkan putusan dari berbagai barang atau jasa yang dikonsumsikan. Analisa ekonomi ingin mengetahui mana kepuasaan yangdiperoleh konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa. hal ini dapat tercermin pada tingkat kepuasan subyektif yaitu (utilitas) atau nilai guna, istilah utilitas dapat diartikan nilai subjektif dari kualitas barang atau jasa yang dikonsumsi atau juga bisa diartikan sesuatu untuk memenuhi keinginkan dan kebutuhan. Dengan bahasa yang mudah, kepuasan konsumen dapat diukur dengan satuan utilitas (util).

Dalam memaksimumkan kepuasan, ia dihadapkan pada dua permasalahan, yaitu: (1) barang-barang ekonomis yang dikunsumsi oleh konsumen pasti mempunyai harga,dan (2) pendapatan konsumen terbatas sehingga untuk mendapatkan tingkat kepuasannya juga terbatas.

Dalam perilaku konsumen ini akhirnya diperoleh kurva permintaan (demand). Pada kurva permintaan, teori ekonomi menyangka bahwa satuan untuk memenuhi kepuasan (satisfaction), yaitu utilitas (utility). Ada dua pendekatan dalam menganalisa utilitas,yaitu pendekatan utiliti kardinal (cardinal utility approach) dan pendekatan utiliti ordinal (ordinal utility approach).

Ada dua asumsi yang menonjol yang sering dipakai oleh para ekonom, berkaitan dengan terori konsumsi: 
  1. Asumsi rasionalitas, artinya bahwa seorang konsumen senantiasa berusaha menggunakan pendapatannya yang jumlahnya terbatas itu, untuk memperoleh kombinasi barang-barang dan jasa-jasa konsumsi yang menurut perkiraannya akan mendatangkan kepuasan yang maksimum (sudarsono, 1984; 12)
  2. Asumsi perfect knowledge atau pengetahuan yang sempurna, khusus pengetahuan mengenai macam barang dan jasa komunikasi yang tersedia di pasar, harga masing-masing barang dan jasa, besarnya pendapatan yang mereka peroleh, dan cita rasa yang mereka miliki.
Kepuasan dengan konsep utilitas yang memakai pendekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan tidak hanya dapat dibandingkan tetapi dapat juga diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran util. Karena menurut kenyataan kepuasan itu tak dapat diukur, maka asumsi ini biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari teori konsumsi pada pendekatan kardinal ini. Teori ini dikenal juga sebagai teori dengan pendekatan marginal klasik atau classical marginal utility approach.

Utilitas (daya guna) dapat diukur dengan angka-angka itu disebut util kardinal. Contoh seorang mengkonsumsi sepotong daging diberi 10 util, apabila menghabiskan 2 ptong daging akan menghasilkan 20 util. Jadi teori kardinal ini menganggap bahwa kepuasan manusia dalam mengkonsumsi dapat diukur.

Sedangkan teori konsumsi dengan pendekatan ordinal adalah teori yang mempelajari perilaku konsumen dalanm mengkonsumsi barang atau jasa yang tingkat kepuasannya dapat dilihat order-order atau urutan-urutan dari kombinasi barang yang dikonsumsikan. pendekatan ini asumsi yang di pakai lebih realitis. Dengan menggunakan konsepsi kurva tak acuh (kurva indiffenrent atau indifferent curve). Asumsi  bahwa kepuasan dapat diukur dalam pendekatan ini tidak dipakai lagi, tetapi kepuasan seorang konsumsi itu hanya dapat diperbandingkan tinggi rendahnya. guna menganalisis lebih jauh tentang perbandingan diantara dua pendekatan ini dapat diikuti pada uraian pada uraian selanjutnya yang lebih detail.

0 komentar:

Post a Comment